Mie instan tetangga belum tentu lebih enak.

Sabtu, Juli 30, 2011

biasa.. ini ada tulisan sok tahu milik gue setahun yang lalu, kondisinya agak sesuai dengan saat ini, jadi gue up lagi.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

pake proses. ini bukan mie instan.

by K on Tuesday, January 19, 2010 at 2:17am

Banyak pelajaran yang gue dapat akhir-akhir ini. Gak musti juga gue jabarkan satu-satu karena ga semua hal bisa di lukiskan dengan kata-kata. Gue bahagia tapi disisi lain gue kecewa. Kesel masih bisa ilang, tapi kalo kecewa.... agak susah. Ya tapi bagi gue 2-2 juga susah. Dan saya gak bisa disalahkan atas hal itu. Haha bela diri adalah salah satu cara untuk bertahan hidup week. Gue menyadari kekurangan dan kebusukan kita itu banyak. Tapi gue rasa itu gausah diungkit dan dipermasalahkan lagi. Anggep aja udah clear. Jadikan itu pembelajaran. kalo kita ga pernah berbuat salah, kita ga akan pernah tau mana yang benar sepakat ga?

Kita ga akan ngerti apa artinya tanggungjawab, keberanian, kekompakan dan apalah itu kalau kita gak ngejalanin itu semua. Tanggungjawab bukan hanya sekadar 'oke. Gue tanggung jawab' tanggung jawab itu berarti lebih. Dan cuma diri lo sendiri yang ngerti apa makna tanggung jawab sebenarnya. Dan lo doang yang bisa ngerasain. Gue sudah mulai sedikit mengerti apa arti tanggung jawab itu. Dan benar, itu ga spontan dan instan. Semua butuh proses. Dan setelah merasa lo punya tanggung jawab, lo ga akan mau ngelepas karena ada gak enak di dalam hati teh. Itu yang gue rasain.

Keberanian juga ga tumbuh spontan. Bukan berarti lo berani lompat dari mall dikatakan berani ya. Makna berani ga sesempit itu. Itu mah sinting. Mungkin ada yang lebih paham apa berani itu? Gue ga menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan itu.

Kalau kebersamaan kekompakan beserta teori-teori lainnya gue rasa bisa di pancinglah itu mah. Tapi gak selamanya kata bersama membawa dampak positif. Bersama-sama terjun dari mall jelas-jelas hal gila dan negatif. Haha ada batasanlah dimana kata bersama itu diterapkan. Gak asal-asalan juga. Haha ini teorinya sebelum gembar-gembor ini itu. Menyatukan banyak kepala yang pikirannya banyak itu jelas-jelas gak mungkin. Haha menyatukan orang ke dalam 1 pikiran juga ga mungkin. Jadi harus di mix. Bukannya sok tau, tapi itulah kenyataan. Kekompakan blabla gak bisa timbul dengan 1 kali bersama. Percaya ga orang yang sering barengan aja belum tentu kompak. Oke sebenernya gak ada yang bisa nilai secara sah kekompakan itu berapa dan seperti apa. Itu sangatlah relatif. Masa iya sih kompakan dalam hal negatif itu baik? engga kan!!! Asli gue lupa mau nulis apa. Tadi ga ke save padahal udah panjang ah geblek. Ya pokoknya semuanya pake proses ga bisa instan. Kekompakan bisa jadi pondasi yang sangat kuat. Yang terpenting sekarang adalah kita bangun rasa cinta dulu kalau masalah barengan mah ga bisa direncanain. Itu tumbuh sendiri. Ya rasa cinta juga s. Gue yakin itu bisa jadi pondasi kokoh. Yang gue lihat kita memang masih sangat rapuh. Senggol dikit juga hancur (inget bivoak reyot pertama kali. Haha) yah balik lagi ke diri sendiri gmana cara numbuhin kompak itu. Yang terpenting gausah mengagung-agungkan itulah. Di masyarakat juga tetep diri lo yang diliat bukan sama siapa lo berada. At least, itu yang gue harapin. diliat sebagai gue bukan temennya s ini itu. tapi sesuain aja sama kondisi sekarang lah. Haha dan barengan gak usah di cari, tapi ditemukan. Karena momen itu selalu datang, tinggal ditemukan aja dimana dia berada :p

ya gue sih yakin kita bisa sama-sama bikin pondasi yang kokoh walau diterjang badai apakek. Haha teteplah komunikasi jua yang menjembataninya. Tanpa komunikasi semuanya nihil. Ya tapi kembali lagi lo nya mau apa ga. Jangan sampe berat sebelah. Kan gak lucu kalo rumahnya cuma jadi setengah. Iye ga?

Cheers,

tika. 190110.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulisan itu ada yang gue edit karena agak kurang sesuai aja sama keadaan saat ini. haha yah tapi beda tipis deuh. Gue agak gimana aja denger orang banyak ngomong. Lah gue juga banyak omong sih haha tapi tau situasi lah

Kamu gak bisa loh maksa-maksa orang untuk ikut nurut dengan kamu. Tiap orang punya prinsip dan pemikiran sendiri--kecuali followers yang bisanya cuma menclok sana sini gak punya pendirian dan suka ikut-ikutan doang. Nah kita tinggal cari gimana cara menjembatani perbedaan itu, jangan sampai perbedaan malah membuat perpecahan. Gue sempat dengar katanya ada yang berdebat dan masing-masing orang yang ngotot sama usulannya. Konflik itu perlu, tapi seperlunya ajalah. Kamu gak bisa loh yah maksa orang lain harus setuju dengan usulan kamu, itu tandanya kamu egois. Ini kan bukan cuma soal diri kamu, tapi juga orang lain. Kamu jangan hanya mau untuk di dengarkan tapi juga harus mendengarkan. Lama-lama orang bisa hilang simpatik sama kamu. Pinter-pinter kamu ngatur otak ajalah.

Dan ya untuk kita... banyakin sharing lah, jangan sibuk sendiri. Jangan bikin lingkaran sendiri.. kan katanya kita ini satu. Jadi lingkarannya harus satu. Gue tidak ingin menjatuhkan siapa-siapa, lagi-lagi ini cuma tulisan sok tahu. Yang jelas kita memang harus saling dukung, saling menjaga, toleransi, pengertian, dan tidak menghakimi. Kalau pun ada yang salah, jangan bicarakan siapa yang salah antara lo dan gue. Ini salah kita semua yang apatis kronis dan gak peduli teman. Antara lo dan gue, kita ini sama--tapi beda bapak ibu ya. Jangan merasa bahwa lo lebih penting dari yang lainnya, kita ini sama pentingnya. Semua sama pentingnya.

makin sok tahu aja gue lama-lama ini ya?

bersambung ah..

You Might Also Like

0 komentar