Menjadi Kreator di Karyakarsa
Kamis, Desember 23, 2021Setelah bertapa nunggu mercury retrograde selesai, bulan purnama, dan apalah mood datang, akhirnya awal bulan Desember ini coba pindahin salah satu cerita ke Karyakarsa. Sebagai penulis amatir yang pembacanya secuil, emang banyak maju mundurnya karena mempertimbangkan banyak hal.
Namanya manusia insyekur pasti kepikiran 'ada yang mau baca lagi apa enggak nih ya huhu'
Sejauh ini, target gue emang masih existing reader dari Oren.
Sebelum terjun payung, gue juga memantau dan memperhatikan dulu. Akhirnya, gue bisa dapat pikiran kalau memang orang yang berkarya di sana—khususnya lewat cerita—ya yang udah punya pembaca sebelumnya. Jadi, targetnya memang existing reader. Memboyong dari satu platform ke platform lain. Konsepnya sama kok dengan platform baca-tulis lainnya. Bedanya, penulis punya hak penuh di aplikasi Karyakarsa. Dari proses nulis sampe akhir, semuanya ada di tangan kreator Hahaha Pokoknya, Karyakarsa hanya mewadahi aja, jadi wadah. Semacam jembatan juga.
Sama kayak startup fiksi yang gue buat— bisa-bisanya memang kamu menyelipkan RumahSaya dalam bacotan ini, ya.
It’s too early to write a long bacotan tentang pengalaman menggunakan platform ini, tapi ya udah sih biarin aja. haha
Gue masih meraba-raba apakah ada yang berhasil mendapat pembaca baru hanya dari platform tersebut. Mungkin ada, tapi gue gak tau. Platform ini kan nampung berbagai jenis karya dan gak cuma fokus di satu kategori, jadi buat gue agak susah menyimpulkan.
Tujuan Pindah Platform ke Karyakarsa
Inilah yang gue pikirkan sebelum pindah platform. Ke mana pun. Ini gue pikirin: Tujuan.
Apa sih tujuan gue pindahin cerita dari satu platform satu ke platform lain?
Kadang iseng ingin mencari pengalaman, tapi lebih banyak nyari kesempatan baru plus tambahan uang buat beli kursi biar gak sakit pinggang.
Penulis oren itu banyak banget. Banyak banget brou. Sekarang ini, kesempatan bisa langsung monetisasi tanpa pindah platform itu—ehem kecil banget buat penulis kecil kayak aku. Program Paid ini belum terlalu lama di Indonesia, jadi saat ini terbatas hanya yang terpilih aja yang bisa. Jangan tanya gimana terpilihnya, soalnya gue juga gatau. Doa aja semoga tahun berikutnya bisa mulai mengajukan karya sendiri.
Nah, karena itulah kita harus cari kesempatan di tempat lain yang bisa terima siapa aja termasuk remah rengginang.
Karena kebetulan gak ada batasan siapa aja yang bisa pakai dan monetisasi karya di sana, jadi gue rasa ini cocok untuk mencari tambahan penghasilan.
Karyakarsa ini
gratis ya pendaftarannya. Aplikasi Karyakarsa juga tersedia di Android dan iOS.
Kebingunganku Mungkin Juga Menjadi Kebingunganmu
Ini bakalan ngebongkar di balik layar kebingunganku nih. Tapi enggak apa-apa. Ini proses bingung yang mungkin juga dialami dan dilalui orang yang mau pindah platform. Gue mah cuma curhat aja.
Ilmu marketing nih kepake dalam segala kondisi, termasuk jualan karya.
Perlu diperhatikan kalau gue mungkin akan lebih banyak bahas existing reader. Cara marketing untuk gaet new reader akan beda.
Yang akan gue tulis ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman receh aja. Kalaupun triknya ada yang nyoba, belum tentu hasilnya akan sama tiap orang, tapi bisa dicoba jika memang ingin. Ini semacam tips and trik kebingungan atau apa, ya?
1. Bingung target dan jualan apa
Dalam marketing ya memang kita harus menentukan target supaya pas sasaran. Untuk tiap target, cara masarinnya bisa beda. Untuk reach pembaca baru, ya perlu fafifu—enggak bisa langsung drop ‘nih baca’. Namanya marketing, ya coba-coba aja dah. Gue juga gak bisa nulis contoh gimana karena belum nyoba bener-bener pake 100% jiwa dan raga. Karena gak pernah coba, jadi ya gak ada datanya sih hehehe Kira-kira nunggu udah gak insyekur dulu lah baru nyoba.
Gak usah bahas mendalam, yang di permukaan aja dah buat gue mah target ada
dua yaitu: existing reader dan new reader. Existing reader
ya pembaca lama. New reader ya pembaca baru.
Kalau dalam tulisan ini pengertiannya begini kira-kira:
- Existing reader : pembaca dari platform gratis/platform sebelah/ platform mana aja dah
- New reader : pembaca dari platform baru tempat cerita dimuat
P ada banyak dengan catatan pembacanya dah banyak. Hehehehehehehehehe
Itu udah ada bukti, jadi silakan dicoba. Gue pun dah coba, alhamdulillah begadang galau siang-malam ada hasilnya .
Ada pilihan untuk langsung jual karya dalam bentuk PDF atau teks eksklusif. Gue gak pilih PDF karena takut dicopet. Itu aja.
2. Bingung menentukan harga
Siapa pun yang jualan biasanya bingung gimana nentuin harga jual. Kalau
biaya produksi produk barang kan lebih jelas, pasti lebih mudah juga hitungnya.
Sayangnya untuk menulis (apa pun jenisnya) suka ada yang bingung gimana caranya
nentuin harga. Yang gue tau, biasanya di bawah rata-rata banget. Padahal menulis
fiksi effort-nya juga lumayan banget menyita waktu dan pikiran.
Ada rumus sederhana buat ngitung fee freelancer, tapi gue gak
yakin bisa diterapkan di fiksi juga. Jadinya, sekarang ini patokannya masih di harga
platform baca tulis serupa yaitu Rp2000-3000 per part dengan kisaran 1000
– 2000 kata.
Harga yang gue terapkan pun akhirnya ya berkisar segitu.
Kalau mau maksimal, bisa aja jual satu per satu part. Tapi da riweuh
kalau ada 50 part. Jadi, solusinya bikin 50 part : 5 = 10 bagian cerita.
Nanti harganya bisa langsung genapin Rp10.000.
Terserah cara baginya gimana. Kan kamu sendiri yang atur hehehe
3. Bingung ningkatin jumlah penjualan
Buat jualan karya sendiri biar laku memang gak boleh malas masarin
cerita. Jualan apa pun rumusnya begitu kalau bukan kebutuhan pokok dan brand u gak terkenal.
Teorinya kan begitu hehe Tapi gue juga kadang males promo hehehe
Cara yang bisa dicoba untuk meningkatkan penjualan:
- Fitur voucher
Pake voucher ini ya itungannya dihitung sendiri ajalah ya seberapa lo bisa menghargai diri sendiri. Ini bisa digunakan buat boost penjualan dengan bikin voucher kuota terbatas. Orang bakal buru-buru beli karena takut kehabisan.
- Paketan
Buat paket bundling yang lebih murah dikit daripada beli satu-satu. Ini hitung sendiri juga. Daripada ini, lebih murah itu. Gitu kira-kira.
4. Bingung content marketing
Ini salah satu yang mesti dipikirin juga. Ini bisa jadi salah satu
jalan untuk menggaet pembaca baru. Andaikata bikin materi promo oke dan tag
akun Karyakarsa, ada kemungkinan kan yang lagi lihat-lihat malah mampir. Ya gpp
belum sampai tahap konversi, tapi mejeng nama sebagai kreator kan oke juga. Setidaknya,
ada yang pernah tahu kalau kamu eksis di dunia ini….
Oke stop. Gue bikin format konten: reels, photo,
video. Ya biasa aja, tapi kadang isinya ngelantur. Orang lain sih bikin
dari quotes, percakapan tokoh, tapi gue kadang sesuka hati. Gue sering
lupa apa yang gue tulis, nulis quotes itu juga gue kurang suka. Hehehe
Ribet. Jadi, yang gue lakukan ya menyambungkan hal-hal gak nyambung (hah?)
Reels itu sebenernya oke buat reach orang baru, tapi ya jangan digembok—kayak gue—karena jadinya percuma. Haha
Kalau kamu gak mau bingung, butuh orang untuk bikin konten: aku bisa bantu sebagai freelancer hehehehehehehehehe
5. Bingung kapan post cerita
Berdasarkan intuisi ajalah.
- Kalau mau post extra part aja
Sebenernya, kalau mau maksimal memang habis cerita kelar di platform gratis, extra part di KK. Tapi gue gak bisa melakukan itu karena gue perlu revisi dari awal sebelum berani post extra part. Gue perlu lihat cerita dengan penuh, sekalian tambal menambal. Setelah itu baru gue bisa memutuskan ada tambahan part atau gak. Kenapa? Karena pas proses revisi suka ada detail yang beda dan akan merembet.
- Kalau mau post full version
Intuisi aja. wwkwk
Lho kok jadi panjang.
Secara umum, gue mikirin untuk coba non organik, tapi ah apalah kayaknya gak dulu. Gue masih akan fokus ke organik.
Post ini mungkin akan terus diperbarui kalau gue dah mengalami dan melakukan hal baru lagi di platform tersebut. Gue masih mau mengamati dan meraba dulu. Semoga gak lupa update deh.
Catatan tambahan
hal yang harus dilakukan penulis:
Menulis. Jangan lupa
nulis.
0 komentar