Akhir Bulan September
Jumat, Oktober 05, 2018
Suatu sore di akhir bulan September, dua anak manusia duduk di hamparan rumput yang bercampur dengan serat buah kapuk randu. Mereka saling bercerita tentang kehidupan. Keduanya kenal sejak masa putih-abu. Masa yang kalau boleh dibilang brengsek untuk kehidupan mereka setelahnya.
Di tengah obrolan, tiba-tiba rintik hujan turun ke bumi. Mereka sudah siap berlari, tapi ternyata false alarm.
Kehidupan 20s yang tidak lagi sederhana meskipun sebenernya bisa aja disederhanakan.
“Gimana caranya lo hidup tanpa inget masa lalu yang bikin ‘gue dulu brengsek banget ternyata'. Gimana ngilangin perasaan itu?” tanya A.
B menjawab setelah diam sebentar, “Gak bisa. Gue pun kadang menyesal sama yang gue lakukan dulu, tapi gak bisa diapa-apain. Itu masa lalu. Yang bisa lo lakuin ya memaafkan diri lo sendiri, supaya bisa terus maju dan gada yang nahan-nahan lo lagi.”
“Susah..”
“Ya memang, tapi bisa dimulai dari situ dulu. Maafin orang lain, maafin diri lo sendiri. Apa yang udah terjadi di masa lalu ya gak bisa lo ubah.”
A menarik nafas panjang sebelum mulai bertanya lagi, “kalau tiba-tiba gue pengen jadi orang baik, orang ngerasa aneh gak ya?”
“Yah, gimana ya.. Orang juga sebenernya gak peduli sama kita, jadi mau ngapain juga terserah. Kalo jadi lebih baik ya bagus dong. Gak usah peduli sama orang lain, tiap orang ngomongin gue apa juga anggap aja angin lalu. Masukinnya ke otak, bukan ke hati lagi.” tutur B.
A mendengarkan dengan seksama.
“..gue juga banyak berubah. Sejak.. Masa itu. Gue berubah jadi adem, gak emosian. Tunjukkin ke orang kalau kita bahagia.” lanjut B.
“Fake dong berarti?”
“Yaiya, orang di instagram juga nunjukkin enak-enaknya doang haha Yang penting orang tau kita bahagia.”
“..tapi emang gue bahagia ya?” tanya A pelan. Gak ada yang jawab, cuma terdengar suara klakson mobil dan motor bersahutan tidak sabaran.
0 komentar