Oranye :)

Kamis, April 04, 2013


        Ya, prolog. Mudah-mudahan bisa lanjut. Sudah 100 halaman :p haha thanks
****
                    “Jingga..”
            “Yama..” yama menyambut uluran tangan cewek imut berambut pendek yang sedang tersenyum kearahnya. Manis. Namun sepertinya Jingga hanya anak SMA kebanyakan yang berisik dan repot. Namanya terdengar riang sekali.. jingga. Seperti warna jingga yang menggambarkan merah dan kuning yang dipadukan kemudian terbentuklah warna jingga yang cerah.
            Cewek itu tersenyum lagi, bukan untuk basa-basi tapi ia memang tulus bertanya karena sepertinya cowok ini sangat cuek pada keadaan sekitarnya sehingga ia hanya terlihat sendirian tidak seperti anak lain yang heboh mencari teman yang dikenal meskipun mereka semua sudah satu sekolah sejak kelas sepuluh.
            “Lo dulu dari kelas mana? Gue tau muka lo tapi gak inget lo sekelas sama siapa. Sama Ody bukan sih?” Tanya jingga polos.
“Iya, 12-3. Gue juga jarang lihat lo. Cuma pernah sekali di ulangtahunnya Anggun kayaknya.”
Jingga melongo, “ah iya? Lo juga disitu? Liat gue berarti kan? Aaaa malu banget. Udah plis lupain apapun yang lo inget tentang gue.”
Yama tertawa kecil mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu ketika acara ulang tahun Anggun di The Palace. Ada seorang cewek yang dengan clumsy nya membuat kue ulangtahun Anggun cacat sedikit karena ketumpahan minumannya. Untungnya Anggun tidak marah karena kuenya agak sedikit rusak, tapi jingga cukup malu dengan kejadian itu karena sesudahnya ia menjadi terkenal disekolahan dengan julukan ‘si penumpah kue’. Sepele sih tapi hal itu justru malah menjadi sebuah label untuknya. Itu lebih baik dibandingkan si gila..
“Lo gak ngetawain gue kan?” tegur jingga curiga melihat yama senyam-senyum sendiri.
Yama menggelengkan kepalanya tanda tidak. Mana mungkin yama mengaku kalau ia sedang teringat cewek clumsy itu.
Jingga tidak bertanya lagi, namun tiba-tiba ia ingat tujuan utamanya tadi menghampiri cowok yang duduk hampir dibarisan belakang ini, “hmm.. gue duduk disamping lo ya? Boleh? Gue gak suka duduk di depan banget. Tuh lihat bangku yang kosong tinggal didepan.”
“Silakan..” sahutnya, “kalau lo gak masalah duduk disamping cowok.”
Dengan satu kata itu saja, jingga langsung fiks duduk disebelah yama untuk 3 bulan kedepan sampai waktu ujian tiba di bulan april nanti, jingga tidak berkata apa-apa lagi selain berterimakasih pada cowok ini.
                                                            ***

You Might Also Like

0 komentar