Review : dan hujan pun berhenti...
Minggu, Juni 26, 2011Hari ini gue baru selesai membaca “dan hujan pun berhenti…” hasil meminjam dari saudari Mawardah—tapi kayaknya ini punyanya Mawaddah deh. Ah yaudah gak penting itu. -ralat- ternyata ini punya Mawardah. haha
Setelah gue baca, kayaknya s tokoh Leo ini kok agak gue banget ya. Sifat dan sikapnya maksud gue. Tapi gue gak se-psycho itu! Kalau lo udah baca, kayaknya lo ngerti maksud gue apa. Gue kadang menyadari sikap gue yang manusiawi yang gak bisa gue hindari kayak si Leo itu. Membangun dinding tebal dari orang, kadang apatis, egois yang masih tinggi dan gak percaya sama orang lain. Jujur, buat gue agak sulit untuk percaya dengan orang lain. Di pikiran gue yah ... gitu pengkhianatan, pengingkaran. Makanya gue jarang punya hubungan yang sangat personal dengan seorang teman dan gue juga tidak membuka diri s.
Gue berperilaku seperti itu bukan tanpa alasan. Sayangnya, gue tidak akan mengungkapkannya saat ini--di entry ini. Gue belum siap.
Dari segi cerita, ini novel agak complicated sedikit sih meskipun masih dalam alur cerita utama yang sama. Kisah kekalutan Leo, kepura-puraan Leo dan segala hal yang berhubungan dengan hidup si tokoh utama. yaiyalah tik. Mulai dari keluarga, sahabat, teman, pacar, musuh, tetangga.. semuanya terlibat dalam kasus yang sama yang ujungnya bermuara pada sosok Iris. Teka-teki mengenai kecelakaan Iris kalau gue boleh bilang.
Ketika gue melihat sosok Leo, yang gue rasakan adalah... ini orang sakit. Luka nya adalah luka jiwa. Dia bener-bener pemain karakter dan wajah. Gak ada yang bisa nebak kalau di balik tawanya ternyata hatinya itu sakit dan menderita. Asli karakter dia menurut gue kuat, idealis, benci kemunafikan tapi di saat bersamaan dia bisa berpura-pura menyukai hal yang sebenernya tidak ia yakini. Tapi, ya gitu.. hidupnya penuh penyangkalan, penolakan yang sebenernya merugikan dirinya sendiri. Meski menurut gue dia sakit, dia masih bisa ngontrol emosinya, sayangnya, kalau udah emosi jangan ada yang berani macem-macem sama dia. Agak nyeremin sih, tapi.. gak masalah.
Dalam novel ini, kita diajak untuk menyelam kedalam pikiran-pikiran dan alam bawah sadar Leo dan Spiza karena hampir beberapa bagian buku itu isinya adalah flashback kejadian yang menghantui mereka. Ya waspada aja kalau ada yang pada bingung, tapi gue engga kok. Cukup bisa dipahami meski kadang agak riweuh aja.
Sayangnya, menurut gue akhir ceritanya agak menggantung karena gue mengharapkan spiza dan leo reunite diceritain
After taste: Agak dark dan banyak pertumpahan darah. Cukup baca sekali kalau udah ngerti. Ya lumayan lah ada hiburan karena kehidupan cowok itu simpel tapi gak sesimpel yang dibayangin cewek.
bersambung.. gue sudah meracau karena lapar
0 komentar