tulisan orang awam
Minggu, Februari 13, 2011'hemat kertas bisa bernafas' itulah sepotong kalimat yang gue baca di speedometer angkot kadal beberapa waktu yang lalu. setelah gue baca, gue langsung nyengar-nyengir sendiri. bener juga ya? hehehe dengan kita hemat kertas maka kita nurunin jumlah pohon yang ditebang untuk membuat kertas. ah tapi gak juga kayanya. soalnya orang-orang bakal tetep nebangin pohon juga. oke gue bukan yang kontra terhadap penghematan kertas, gue setuju banget kita harus hemat kertas--meskipun kita gak tau perusahaan kertas ngurangin nebangin pohon apa gak. yah tapi namanya usaha.. tetep aja harus jalan biapun kita gak tau hasilnya. oke gue sudah agak melantur jadi kita cut. baru-baru ini gue baru tahu bahwa ada semacam perdagangan karbon. Perdagangan karbon yang memiliki makna yaitu melindungi karbon. Sanggupkah memberikan manfaat bagi hutan tropis? Berikut hasil yang gue dapat dari berbagai sumber mengani penjelasan carbon trading atau perdagangan karbon : Carbon trading juga dikenal dengan istilah emissions trading. Carbon trading merupakan salah satu rekomendasi Kyoto Protocol 1997, sebuah rencana internasional untuk mengurangi enam gas rumahkaca utama penyebab perubahan iklim. Singkatnya, apa yang diperdagangkan di 'carbon trading' bukanlah karbon sesungguhnya, tetapi hak untuk emisi CO2. Gue bikin pake kalimat gue sendiri aja yah, pusing gehhh Jadi, heeem bahas yang lain dulu. Gimana dah memperbaiki hutan yang sudah rusak dan menyelamatkan hutan yang masih ada? Ada dua cara. Yang pertama adalah menanam kembali hutan-hutan yang gundul karena penebangan massal yang biayanya sangat besar sehingga negara-negara maju membantu negara-negara berkembang. Tapi hasilnya gak efektif, karena wilayah hutan yang hilang kok makin meluas ajaaaaa. Heeem yang kedua adalah dengan cara membayar suatu negara untuk melestarikan suatu kawasan hutan tertentu di negara itu dan nanti kawasan itu tidak boleh menebang pohon dan merusak alamnya. Biasanya negara maju yang concern pada kasus inilah yang mebiayai hutan negara berkembang ini. Gue tercengang mendapat ini : dengan membayar pelestarian suatu hutan yang kadar cadangan CO2-nya masih tersimpan di hutan, tidak terlepas ke lapisan atmosfer karena hutan tidak dirusak, mereka akan mendapat tambahan jumlah emisi CO2 yang industri mereka akan hasilkan. Ya benar. Itulah yang dilakukan negara-negara maju, saudara. Dan skema itulah yang yang disebut perdagangan karbon. Kok kayaknya malah jadi nyelametin ekonomi dan industry yah bukannya nyelametin ekologi? Jadi hal itu istilahnya Cuma buat nutupin hasil karya industry yang banyak nyumbang karbon di bumi aja. Istilahnya kalau hutannya masih ada maka hasil karya mereka ketutup dong. Aduh gimana yah gue nulisnya? Jadi mungkin jadi ada anggapan bahwa, ‘ah gue kan udah bayar hutan tuh biar gak dirusak, jadi gue bebas dong sekarang ngejalanin industry gue, bahkan kalau itu melebihi limit dikit kan bisa bayar hutan lagi biar gak ditebang jadi jatah emisi gue makin banyak’ Duh. Padahal dari yang gue denger nih ya, semakin tua pohon itu sebenernya tuh pohon gak produktif lagi. Jadi gak usah dijagain terus biar gak ditebang, karena dia tetep bakal ngeluarin karbon juga s. mending itu pohon diregenerasiin aja, dibuat sesuatu yang bernilai tapi udah gitu lahan yang kosong ditanemin lagi deh. Kan jadi tuh pohon baru yang bisa ngiket karbon lebih banyak dan lebih produktif memproduksi oksigen. Lebih efektif kan meskipun waktuny agak lama juga s heheeheheh tapi kan bisa bertahap juga. dari berbagai sumber.
0 komentar