Pages

  • Home
  • Contact
twitter instagram youtube

                   CERITAAKIT

    • Home
    • Review A La
    • _Kuliner
    • _Korean Drama
    • _Movies
    • _Books
    • DIY
    • Jurnal Perjalanan
    • Portfolio

    Rabu, 29 juni 2011

    Bangun pagi gue tercengang melihat pantai bener-bener surut sesurut surutnya surut. Ganggangnya pada rebahan, koralnya keliatan, ikannya pada nyumput. Ck ck nah saat kaya gini, lo bisa banget jalan ketengah. Karena yang lain masih pada ngumpulin nyawa, tiba-tiba gue ngacir aja sendirian ke tengah pantai nikmatin suasana banget gue sendirian gini. Tenang. Gak lama, buntang nyusul dan kita jadi mainan lagi ngejar ikan. Oke kayak anak kecil banget gak sih?

    Jam 8 pagi-an, kami packing dan siap ke tidung besar karena hari ini kami akan bersantai di tidung besar. Yihaaaaaa. Karena pantainya lagi surut, jalannya sih enak-enak aja nyusurin pantai tapi jadi gak kena cipratan air laut gitu. Haha jalan sekitar stengah jam kami sudah sampai di jembatan cinta lagi. Tapi kami gak langsung nyebrang, kami bergerak ke arah kanan dulu (kalau dari tidung kecil) disitu ada dramaga dan banyak ikannya. Kemarin waktu kami berangkat, disitu kami melihat sekumpulan abg yang memang lagi pada snorkeling disitu. Haha keren sih tempatnya, Cuma kayaknya agak dalem—buat gue. Disitu, kami bertemu dengan bapak-bapak yang lagi mancing ikan tapi enggak tau juga tuh ikan buat apa. Masalahnya ikannya bukan tipe tipe bisa dimakan gitu.

    Selesai foto-foto, kami berangkat lagi menuju tidung besar. Akhirnya… peradaban men! Lo harus tau, di Tidung besar lagi rame banget karena ini musim liburan. Orang gak berhenti dateng. Pasti ada aja. Kami menuju basecamp alias warung nasi goreng cinta. Hehe kami mengambil space dibelakang warung yang menghadap ke laut. Jadi kami bisa menikmati pantai sambil minum kelapa muda yang harganya Rp 7.000,-. Cukup murah lah ya dan asli kelapanya bener-bener muda. Kalau mau pesen minuman dingin dan hangat juga ada, harganya juga gak mahal banget kok. Disini, harga makanan dan minuman biasanya jadi naik 50-100%. Wajar lah ya kan ongkos perahu kesininya aja udah berapa coy! Meskipun agak berat ngeluarin uang, tapi kalau udah pengen.. lanjut ajalah. Sesekali doang kan?!

    Di tidung, kalau di pikir-pikir wisata yang menariknya ya wisata air jadi rugi banget kalau gak nyoba snorkeling dan berenang disini. Kalau canoing atau banana boat kan gak ngepas di katong yah, jadi yang cukup Cuma nyewa peralatan snorkeling aja. Haha untuk sewa alat snorkeling lengkap harganya Rp 35.000,- seharian, kalau kano itu perjam, kalau banana ya paling beberapa kali muter doang sampe jatoh.

    Karena kami gak mau rugi tapi hasrat ingin liburan jalan, maka kami hanya menyewa 2 alat snorkeling yang dipakai bergantian. Hmm ini boleh ditiru boleh juga tidak tergantung pribadi masing-masing. Ah santai ajalah kami mah, yang penting semua nyoba. Giliran pertama, tentu aja indra dan hanif karena sebelumnya mereka yang jalan kaki ke ‘kota’. Entah mereka berenang dimana, yang jelas kami berempat para wanita menunggu diwarung. Waktu kami lapar dan bête, kami meutuskan unutk memasak indomie kuah pakai hi cook. Tapi karena apinya terlalu BESAR jadi kami harus menunggu hampir sejam. Karena kelamaan akhirnya, gue cemplungin aja tuh indomie sampai megar. Akhirnya tuh indomie jadi juga meski kemegaran yang penting halal. Ini ceritaku, apa ceritamu?

    Sebaiknya, di tempat yang baru pertama kali lo kunjungi, lo harus tetap waspada. Itu tips gue. Jangan lengah, kalau lo ngerasa gak aman dan nyaman, mending pindah aja ketempat yang lebih nyaman. Akhirnya gue jadi porter tendem keril depan belakang. Awalnya keliatan cool tapi lama-lama kulemek. Berat boy. Asli ini bukan gaya-gayaan, tapi ini berdasarkan tips yang lo baca diatas tadi.

    Kami pindah ke tempat baru, dibawah pohon pinus. Gue dan buntang izin jalan-jalan ke tumpukan batu koral yang sampingnya adalah laut dangkal dan depannya adalah laut biru. Keren. Airnya jernih. Lo bisa lihat makhluk apa-aja yang di dalem situ. Beberapa kali terlihat ubur-ubur yang kebawa arus ke dalam pantai tidung. Kami berdua sempat ngobrol dan bercanda-canda dengan anak-anak pulau tidung yang lagi pada main. Seru. Mereka lagi pada berenang gitu.

    to be continued

    Continue Reading
    ,ehem. Sebelumnya gue akan berterimakasih kepada Allah swt karena atas kehendaknya juga perjalanan kali ini terlaksana. Alhamdulillah.

    Senin, 27 juni 2011 @ kafe bokap.

    Di senin yang agak cloudy itu, team memutuskan untuk bertemu di kafe bokap samping bekas bangunan Pangrango Plaza. Bukan kafe yang sebenernya sih—hanya warung sederhana tapi nyaman dan udah jadi basecamp para lelaki bokap. Kita kumpul harusnya pukul 2, tapi karena satu dan lain hal, gue sendiri baru datang pukul 3. Begitu sampai bokap ternyata sudah ada manusia-manusia macam Mawar, Anwar, Miro, Indra, Ambon, dan Hanif. Tapi yang berangkat jadinya Gue, Mawar, Indra, Hanif, Aisah dan satu lagi teman gue yang bernama Buntang.

    Sekitar jam 5 sore kami langsung ngesot menuju stasiun Bogor yang terletak di samping taman topi dan di depan PLN dengan biaya angkot Rp 2.000,-. Dari stasiun kami bergerak membeli tiket kereta ekonomi ke stasiun Jakarta Kota, tiketnya Rp 2.000,-. Setelah dua jam yang agak membosankan di dalam kereta, akhirnya pukul setengah delapan kurang kami sampai Jakarta Kota dan sempat berpikir untuk membeli logistic lagi karena logistic yang kami bawa dirasakan kurang. Kan lebih baik lebih daripada kurang nanti bingung, tapi ujung-ujungnya kami hanya membeli air lagi. Haha
    Keluar dari stasiun, kami menyebrang dan menunggu mikrolet 02—tau mikrolet tau bus dah—lewat. Berhubung gue buta dengan ibukota, gue gak tau nama tempat gue turun itu apa. Pokoknya pertigaan gitu, nah dari situ pokoknya kalau udah nemu angkot 11 atau 01 yang menuju muara angke langsung aja naik, tapi coba Tanya dulu. Ongkos 02 dan 11 masing-masing adalah Rp 2.000,-. Setibanya di Muara Angke yang baunya luar biasa itu, kami langsung mencari tempat makan. Yang penting makan deh. Kisaran harga makaran disini ya diatas Rp 5000,-. Kalau mau pecel-pecelan paling Rp 9.000 – Rp 10.000,-. Kalau nasi goreng dan segala di goreng sekitar Rp 7.000,-. Jadi, pilihan anda tergantung selera.

    Selesai makan sekita jam 9 kurang, kami bergerak mencari masjid tempat kami menginap. Luar biasa yah Muara Angke bener-bener bau bangke. Aaa—gak kuat gue baunya segala rupa. Gue sarankan ketika lo ke sana, cobalah bawa masker ya. Buat yang gak biasa nyium bau gitu, masker berguna banget. Atau kalau kelupaan, coba gunakan baju yang pewanginya masih nempel haha lumayan ngebantu loh.

    Masjid tempat kita menginap letaknya sebelah kiri dari gerbang ke muara angke. Mesjidnya bersih kok dan bagus menurut gue, tapi kalau mau menginap gue sarankan minta ijin dulu yah sama pengurusnya biar kita sama-sama enak. Namanya aja didaerah orang, cu. Haha Indra dan Hanif bergerak minta ijin kepengurus masjid dan untungnya dibolehin. Baik kok pengurusnya. Yah akhirnya, mesjid Muara Angke itu menjadi tempat peristirahatan kami malam itu sebelum merapat ke Tidung esok harinya.

    Selasa, 28 juni 2011 @ Muara Angke

    Pukul 5 pagi, gue dibangunkan oleh Mawardah karena sudah shubuh dan yang lainnya juga sudah bangun. Asli, gue tidur paling nyenyak dan paling akhir bangunnya. Tumben. Setelah sholat shubuh, kami packing dan bersiap merapat ke dermaga. Dan.. doh muara angke baunya gak abis-abis. Bau segala rupa ada.

    Ditengah perjalanan ada sedikit kejadian yang membuat kami menahan tawa kasian. Ada insiden kecil yang terjadi antara Hanif dan selokan. Hehe oke akan gue skip.

    Jam enam kami sudah mulai naik kapal dan nyari tempat enak unutk menghabiskan 3 jam yang agak monoton. Dengan ongkos Rp 33.000,- kita sudah bisa ke pulau Tidung. Tips nya adalah.. kalau bukan musim libur, kapal yang berangkat menuju Tidung hanya satu kali sekali yaitu antara pukul 7 – 8 pagi jadi diusahakan jangan telat ya. Nah kalau musin liburan begini, katanya ada 2 keberangkatan dari Muara Angke yaitu pukul 7-8 dan 13. Sebenarnya ada lagi tempat keberangkatan menuju Tidung yang lain, yaitu dari Pantai Marina. Harganya juga hampir sama tapi kita harus bayar biaya masuk ke ancol dulu dan sayangnya itu speed boat hanya untuk 20 orang tapi itu yang ngantri banyak. Jadi, sebenernya lebih irit yang dari Muara Angke meski baunya gak ketulungan dan waktu yang lebih lama. Ya gak apalah ya pengalaman.

    Di kapal itu ternyata banyak abg-abg yang mau liburan. Doh dasar abg suka caper. Sekitar jam 10an, kapal yang kami tumpangi pun merapat di dermaga Pulau Tidung. YESSSSS GUE DI TIDUNG!!!!!!!

    Begitu turun kapal, kami langsung berjalan kaki menuju Tidung kecil. Di Tidung besar, gak ada mobil, adanya hanya becakmotor, motor, dan sepeda. Jalanannya memang tak terlalu besar. Di sebelah kanan kita bisa melihat laut dan sebelah kiri ada beberapa rumah penduduk. Tidung besar memang merupakan pulau yang kehidupannya lumayan ramai. Kalau gak salah ada sekitar 3000-an penduduk. Kalau gak salah ya.. coba nanti saya check lagi d google. Hehe namun, perumahan juga gak terlalu banyak kok karena semakin jauh berjalan pulaunya makin sempit jadinya di kiri dan kana kita dapat melihat laut karena Tidung besar memang gak terlalu lebar tapi terbuka. Butuh waktu setengah jam untuk sampai di ujung tidung besar dekat jembatan cinta yang menghubungkan tidung besar dan tidung kecil. Asli itu indah banget.. lautnya bening.

    Tanpa berlama-lama, kami langsung menaiki jembatan cinta. Dari sana.. lautan keliatan banget. Laut dibawah jembatan juga indah banget bening. Kita bisa melihat ganggang, koral, dan ikan-ikan kecil yang berenang-renang. Saking excitednya, gue sampe teriak-teriak di jembatan itu. Asli keren banget. Oh ya, hati-hati selama berjalan dijembatan cinta karena kondisi jembatannya sudah agak keropos termakan air dan udara. Sayang sekali ya.. harusnya kita bisa nikmatin perjalanan dengan full tapi karena kondisi jembatan yang agak mengkhawatirkan, kita jadi harus membagi perhatian mata ke jembatan. Memang sih gak parah-parah banget—tapi ya kan ngeri aja kalau tiba-tiba keropos dan kita terjatuh. Hehe

    Jembatan yang menghubungkan tidung besar dan kecil itu panjangnya entahlah tapi yang jelas agak lumayan jauh juga. Yah tapi kalau sambil dinikmati gak akan kerasa kok. Begitu sampai di tidung kecil, hanya ada jalan setapak ke kanan jadi kita tinggal ikutin jalan aja. Di Kecil ini hutannya masih agak lebat jadi hanya dibagian kanan aja kita bisa langsung lihat laut. Menurut pengamatan gue, Kecil lebih lebar daripada Besar deh. Setelah beberapa meter jalan, nanti kita akan menemukan bangunan tempat konservasi gitu (katanya—gue gak sempet nanya-nanya sih hehe) yah pokoknya itu tempat yang ada kehidupannya di Kecil karena sesudah itu yang ada ya hutan lebat. Di tempat itu disediakan tempat duduk-duduk dan Cuma ada satu yang jualan minuman. Memang Kecil lebih sepi di banding Besar karena mitos mitos dan cerita yang berkembang di masyarakat setempat.

    Kami berdiam diri disitu menghayati pemandangan dan indahnya laut. Ada hal yang sangat gue sayangkan di tidung kecil, indah tapi banyak sampah mengapung. Sedih liatinnya, bungkus mie, permen, botol minum, sandal, sepatu, tas bahkan kasur aja ada di pinggir pantai. Kaya gak keurus tapi katanya ada tempat konservasinya. Sembari nikmati pantai sesekali gue pinggirin sampah yang mengapung. Ckck tempat indah begini tapi banyak sampahnya. Kasian para makhluk laut.

    Sekitar pukul 12 siang kami makan siang dengan menu nasi goreng lada sosis dan minumnya jasjus melon. Mantap. Karena cuaca tepi pantai adem ayem dengan semilir angin, tiba-tiba hasrat ingin tidur begitu besar. Haha tapi sayang banget kalau waktunya dihabiskan untuk tidur siang. Jadinya, gue dan anak-anak wanita berfoto-foto aja di pantai sementara hanif merenung dan indra tidur.

    Jam 2 siang, kami semua bergerak lagi kea rah hutan tapi menyusuri pantai untuk mencari tempat kemah, soalnya kalau di temat yang ada bale gitu bayar, whooooaa yasudah jadi kami memutuskan untuk membangun kemah di tempat anak-anak dulu. Tempatnya lumayan lega, gak di pinggir pantai banget, at least kalau pasang tendanya gak kebawa air karena datarannya agak tinggi meski hanya beberapa meter dari garis pasang.

    Selesai bangun tenda, hanif dan indra pamit mau ke tidung besar katanya mau berenang dan pastinya nyari pembakar duit. Yowes. Akhirnya, gue, mawar, buntang, dan aisyah gelar ponco pinggir pantai sambil nyemil dan nyeduh jasjus melon lagi ditambah dengan iringan lagu kahitna. Asli. Enak banget suasananya. Adem ayem. Berasa liburan meskipun kere. Kami santai-santai kaya di pantai. Leyeh-leyeh sambil nikmati suara debur ombak dan perasaan melankolis haha tapi itu gak lama, soalnya air udah mulai pasang dan lapak kita harus bergeser terus biar gak kena air. Ujung-ujungnya malah foto dan main air. Ahay.

    Tiba-tiba cuaca berubah seketika, angin gedebuk bener-bener gedebuk banget. Serem, mana pake geluduk kecil. Akhirnya anak-anak gue paksa untuk masuk tenda daripada kenapa-napa. Di dalem tenda, kita bingung mau ngapain karena kita gak bawa alat permainan. Ujung-ujungnya ngobrol ngelor ngidul eh tapi gue malah ketiduran. Hehe bangun-bangun indra hanif udah dateng. Entah gimana awalnya, ujungnya pada masak, lagi-lagi menunya adalah nasi goreng sosis lada. Haha maklum, makanan seadanya karena kami bawa lauk sedikit.

    Hari itu berakhir dengan tidur nyenyak—nyenyak banget buat gue. Haha

    to be continued -> Tuding Tidung II

    Continue Reading
    Older
    Stories

    Profil

    Me

    Blog yang update sebulan sekali
    Email: contact@ceritaakit.com

    Follow Me

    • twitter
    • instagram
    • pinterest
    Blogger Perempuan

    recent posts

    Labels

    E E34 Life SEO SR TheOvertunes blog budidaya tanaman buku catper ceritaakit cerpen cova diy drama ekspedisi event exo finansial handmade hidroponik how to indonesia kdrama korean drama mikha angelo movie nepenthes nostalgia pertanian popular random review social media teknologi tips tips menulis twitter website writing x factor

    Blog Archive

    • ▼  2022 (6)
      • ▼  Desember 2022 (1)
        • Living on Board: Open Trip Labuan Bajo 11-13 Novem...
      • ►  September 2022 (2)
      • ►  Juli 2022 (1)
      • ►  April 2022 (1)
      • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  2021 (7)
      • ►  Desember 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (3)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  April 2021 (1)
      • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  2020 (6)
      • ►  Desember 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (1)
      • ►  Agustus 2020 (1)
      • ►  Juni 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  Desember 2019 (2)
      • ►  September 2019 (2)
      • ►  Agustus 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (2)
      • ►  Maret 2019 (1)
      • ►  Februari 2019 (1)
      • ►  Januari 2019 (2)
    • ►  2018 (9)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  November 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (2)
      • ►  September 2018 (1)
      • ►  Juni 2018 (1)
      • ►  Maret 2018 (1)
      • ►  Februari 2018 (1)
      • ►  Januari 2018 (1)
    • ►  2017 (3)
      • ►  November 2017 (3)
    • ►  2015 (5)
      • ►  Desember 2015 (4)
      • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  2014 (2)
      • ►  Juni 2014 (1)
      • ►  Januari 2014 (1)
    • ►  2013 (25)
      • ►  Desember 2013 (3)
      • ►  Oktober 2013 (1)
      • ►  Agustus 2013 (1)
      • ►  Juni 2013 (1)
      • ►  April 2013 (7)
      • ►  Maret 2013 (4)
      • ►  Februari 2013 (2)
      • ►  Januari 2013 (6)
    • ►  2012 (36)
      • ►  Desember 2012 (4)
      • ►  November 2012 (6)
      • ►  Agustus 2012 (2)
      • ►  Juli 2012 (2)
      • ►  Juni 2012 (2)
      • ►  Mei 2012 (2)
      • ►  April 2012 (3)
      • ►  Maret 2012 (2)
      • ►  Februari 2012 (3)
      • ►  Januari 2012 (10)
    • ►  2011 (60)
      • ►  Desember 2011 (2)
      • ►  November 2011 (2)
      • ►  Oktober 2011 (3)
      • ►  September 2011 (2)
      • ►  Agustus 2011 (2)
      • ►  Juli 2011 (11)
      • ►  Juni 2011 (7)
      • ►  Mei 2011 (6)
      • ►  April 2011 (4)
      • ►  Maret 2011 (2)
      • ►  Februari 2011 (5)
      • ►  Januari 2011 (14)
    • ►  2010 (11)
      • ►  Desember 2010 (2)
      • ►  November 2010 (4)
      • ►  September 2010 (1)
      • ►  Juli 2010 (1)
      • ►  Mei 2010 (1)
      • ►  April 2010 (1)
      • ►  Februari 2010 (1)
    • ►  2009 (7)
      • ►  Oktober 2009 (1)
      • ►  September 2009 (3)
      • ►  April 2009 (1)
      • ►  Februari 2009 (1)
      • ►  Januari 2009 (1)

    Popular Posts

    • Cara Beli Album K-pop di Ktown4u 2021
    • The SC
    • Living on Board: Open Trip Labuan Bajo 11-13 November 2022
    facebook Twitter pinterest instagram

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top