Hari ini adalah hari terakhir
Kama. Saat ini Kama sedang berada di airport untuk bertolak ke
Indonesia—dan ia sendirian. Hampir tiga minggu ia berada disini untuk
mengunjungi makam ayahnya. Sudah sejak 5 tahun lalu beliau meninggal karena kecelakaan
di sini. Dulu, kama dan keluarganya memang tinggal disini, tapi sejak kepergian
ayah, bunda memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Lagipula tidak ada yang
dapat mereka lakukan disini.
Selama
tiga minggu kama tinggal dirumah kerabat dekatnya dulu semasa tinggal disinii.
Kama memang sengaja datang untuk membawa pesan bunda untuk ayah. Bunda ingin
sekali mengunjungi ayah, namun karena penyakitnya beliau tidak kuat untuk
bepergian lama. Awalnya bunda memang tidak mengijinkan kama pergi sendiri
karena ia seorang perempuan, tapi akhirnya kama berhasil meyakinkannya jadi
kama bisa berangkat.
“kalau
sudah sampai di Indonesia telepon ya—eh kirim e-mail aja deh!” seru aryn—teman
lamanya di muenchen. Dan di tempat aryn lah kama tinggal. Aryn bergerak memeluk
kama erat memberikan salam perpisahan, “hati-hati ya kamaa.. sampai jumpa lagi.
Aku segera mampir deh ke indo, nanti kamu ajak aku jalan ya!”
Kama membalas
pelukan aryn, “iyaaa, kamu juga hati-hati. Jangan pacaran terus, kasihan bunda
kamu tuh khawatir.”
Aryn nyengir,
“iya..iya.. kamu juga jangan lupa ya cari pacar!”
Kama hanya
tersenyum kemudian dia melambaikan tangan sebelum pergi dan menghilang. Aryn dan keluarga
besarnya memang selalu baik pada keluarga kama. Mungkin karena ayah kama dan
ayah aryn berteman sejak lama ya jadi persahabatan keduaanya menurun ke
anaknya.
“bye
muenchen.. I’ll back.”
***
Indonesia, 2009
“tuh orang itu ngeliatin terus
kesini kam..” kata gayatri agak berbisik meskipun jarak antara mereka berdiri
dengan orang yang ditunjuk gayatri sangatlah jauh.
“siapa?”
Tanya kama agak sedkit penasaran. Dia mengikuti arah pandangan gayatri di arah
parkiran. Dia melihat seorang cowok berdiri disamping mobil parkiran dan
kelihatannya dia bukan anak PB.
“aku sih
lihat dia tadi sempet ngobrol sama vania, mungkin temannya. Tapi kenapa dia
ngeliatin kamu terus kam?” lanjut gayatri sambil sesekali menoleh ke arah kama
yang saat ini juga malah memandang cowok mistrius itu. Gayatri mencoba
memanggil kama, “kam?”
Kama
tersadar, dia langsung tersenyum pada gayatri, “lupain aja, mungkin dia emang
temen vania. Lagian dia juga gak ngapa-ngapain. Ayo, katanya kamu mau nunjukin
desain terbaru kamu.”
“ah iya..”
gayatri langsung bersemangat lagi dan buru-buru menarik kama untuk ke sekret
dan melihat desainnya.
Namun
pandangan kama masih belum beralih dari cowok itu sampai mereka tiba pada belokan
dan tempat parkir sudah tidak terlihat lagi. Siapa ya? Sudahlah kama memutuskan
untuk tidak memikirkannya lebih lanjut lagi.
***